Rabu, 24 Agustus 2011

SOAL PKN KELAS XI MATERI BUDAYA POLITIK


SOAL PKN KELAS XI MATERI BUDAYA POLITIK

10 SOAL

Tugas dikirim ke:

desi.uny.pknh@gmail.com

 

1.       Coba deskripsikan bagaimana kondisi budaya politik di Indonesia? Berikut contohnya!

  1. Dari kasus di bawah ini coba analisis mengenai orientasi budaya politik dalam prespektif:
    1. secara kognitif
    2. secara afektif
    3. secara evaluatif

Pelaksanaan Pilkada Di Kelurahan Mekar Sari Nyaris “Ricuh”

Balikpapan.Suaraborneo. Pemungutan suara di Kelurahan Mekar Sari Balikpapan Tengah (Balteng) berlangsung pada Kamis (10/2), lebih cepat dibandingkan penyelenggaraan Pemilukada sebenarnya.
Saat berlangsungnya pemungutan suara, tiba-tiba terdengar seorang warga  berteriak yang protes ingin mencoblos sementara namanya tidak tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Padahal sejak pagi hari dia datang ke tempat pemungutan suara (TPS) yang terletak di halaman Kelurahan Mekar Sari hendak menyalurkan hak suaranya. “Saya juga punya hak untuk memilih, saya ini warga Mekar Sari. Ini KTP saya kenapa nama saya tidak masuk di DPT, gimana saya bisa menconteng kalau begini caranya,” protes pria berkumis dengan tubuh tinggi besar  itu. Berkat kesigapan aparat Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), protes yang nyaris berbuntut kericuhan itu tidak terjadi.
Pemungutan suara yang berlangsung di Kelurahan Mekar Sari ini hanya simulasi menghadapi Pemilukada 24 Februari nanti. “Itu tadi hanyalah simulasi yang menggambarkan bagaimana para petugas menghadapi berbagai situasi saat pemungutan suara nanti,” terang Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kecamatan Balteng, Noor Toha.
Petugas KPPS dan Perlindungan Masyarakat (Linmas), ia mengatakan, harus memiliki kesiagapan dalam menghadapi berbagai ragam karakter warga dalam pencontengan nanti sesuai dengan koridor aturan yang belaku.
Dijelaskan Toha, sapaan akrabnya, simulasi pemungutan suara merupakan upaya pemantapan menjelang Pemilukada. Simulasi tersebut dilakukan di setiap kelurahan di Balteng tujuannya adalah agar ketika pelaksanaan Pemilukada dapat berjalan lancar dan sukses, dimana waktu pemungutan suara hanya berlangsung singkat yaitu mulai pukul 07.00 sampai 13.00 Wita.
“Simulasi ini agar petugas KPPS lebih mantap, karena sebelumnya KPPS telah mendapatkan Bimbingan Teknik (Bimtek) tentang tata cara pemungutan dan perhitungan suara, sebab Pemilukada ini berbeda dengan Pemilu Legislatif sebelumnya, bila Pemilu Legislatif dan pemilu Presiden boleh mencontreng sedang pada Pemilukada ini tidak di perbolehkan” terang Toha.
Simulasi itu juga melibatkan anggota KPU Kota Balikpapan Sunawiyanto, yang ikut mengarahkan dan membimbing KPPS dalam melaksanakan sesuai pedoman yag dimiliki oleh KPU.
Sunawiyanto dalam sambutannya, ketika membuka acara simulasi juga menyampaikan tahapan kampaye yang semestinya diketahui oleh warga masyarakat Balikpapan. Menurutnya kampanye itu penting diketahui agar warga dapat mengetahui visi misi dan program para pasangan calon, agar pada 24 Februari nanti sudah ada ketetapan hati untuk memilih calon.
“Jangan nanti ketika sudah berada dalam bilik suara, lantas bingung mau memilih pasangan calon mana. Karena hak suara warga masyarakat yang di gunakan dalam Pemilukada, menentukan siapa pemimpin Balikpapan 5 tahun kedepan, Maka datanglah ke TPS, dan berpartisipasi menggunakan hak pilih anda”, ujar Sunawiyanto.
Lebih lanjut ia mengatakan, di setiap TPS dijaga sebanyak 7 orang petugas KPPS ditambah dengan 2 orang Linmas sebagai petugas pengamanan. Untuk tugas setiap anggota KPPS berbeda-beda sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sunawiyanyo menjelaskan, ada petugas khusus mendampingi ketua, menerima tamu, menyesuaikan formulir DPT, menjaga di bilik, memandu warga hingga memasukan surat suara serta yang terakhir pencelupan tinta.
Masih di tempat yang sama, Lurah Mekar Sari Edy Gunawan SH mengatakan, untuk di kelurahan Mekar Sari mengimbau kepada seluruh warga Mekar Sari agar dapat menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada yang tinggal 13 hari lagi. “Sebab suara yang ada akan menentukan pembangunan 5 tahun mendatang, jadi kalau bisa jangan tidak memilih,” imbuhnya.
Edy acap kali Edy Gunawan ini disapa menambakan, kepada anggota KPPS diharapkan dapat menguasai situasi saat belangsungnya Pemilukada. ”Sehingga ketika pelaksanaan dapat berjalan sukses, apalagi pada saat rekapitulasi suara, karena dari KPPS inilah sebagai ujung tombak KPU,” pungkas lurah Mekar Sari. (Muhammad Irfan)

3.  Coba deskripsikan tipe tipe budaya politik yang ada di daerah mu ( parokial, subyek, partisipan) lalu kaitkan tipe budaya politik yang berkembang menurut Greetz (abangan, santri, priyayi) apakah dari ketiga perkembgan budaya politik menurut Greetz tersebut masih relevan di masa sekarang?
4.   Apakah pada masa setelah reformasi sekarang ini dalam menjalankan pemerintahan di Indonesia, pemerintah sekarang masih menggunakan budaya politik yang mengedepankan hubungan patron-klien (pelindung (pemerintah)dan yang dilindungi(warga negara)) ? Jelaskan argumentasi kaialan?
5.   Bagaimana peran sosialisasi politik melalaui sarana media massa dan partai politik dan berikan argumentasi kalian bagaiamana keterkaitan antara ke dua sarana sosialisasi politik di atas berikut berikan contohnya?
6.     Bagimana keterkaiatan antara budaya politik dengan partisipasi politik?
7.  Coba berikan deskripsikan dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kalian mengenai sikap warga negara yang menjadi kendala perwujudan warga negara yang demokratis yang perlu dihindari yaitu:
           SPong Citizens
           Stone Citizens
8.  Jelaskan mengapa budaya partisipan sangat menunjang untuk pembangunan demokrasi di suatu negara tak terkecuali di Indonesia?
9.Bandingkan nilai budaya politik demokratis dan nilai budaya otoriter dan berikan masing-masing penjelasannya( 4 saja) !
10.Apa yang menjadi faktor pendorong warga negara untuk berpartisipasi politik dalam suatu kegiatan politik yang mana mengarah pada suatu sistem politik? Coba kemukkan argumentasi kalian?






3.     

Jumat, 19 Agustus 2011

MATERI PKN KELAS XI BUDAYA POLITIK

Belajar yang rajin yah.....
ini materi ujiannya dan boleh ditambah dari referensi lain
bsk ujiannya pilihan ganda sebanyak 30 nomor yang dipelajari bisa dari blog ini dan referensi lain dan juga kasus-kasus yg berhubungan dengan materi tentang budaya politik, dan fenomena yang berkembang saat ini.
terimasih,,,,,,,,,,selamat belajar!!!


BUDAYA POLITIK
Oleh: Desi Ariani


1. Pengertian
Menurut  Almond dan Verba, dalam bukunya The Civic Culture (budaya politik kewarganegaraan) menyatakan bahwa ’’ budaya politik merupakan sikap individu terhadap sistem politik dan komponen-komponennya juga sikap individu terhadap peranan yang dapat di mainkan dalam sebuah sistem politik.Kemudian Lary Diamond, ahli politik yang menekuni tentang perkembangan penelitian mengenai budaya politik seebagai keyakian, sikap, nilai, ide-ide, sentimen dan  dialokasikan evluasi suatu masyarakat tentang sistem politik nasionalnya  dan peran dari masing-masing individu dalam sistem itu.Atau secara praktis, budaya politik merupakan seperangkat nilai-nilai yang menjadi dasar para aktor untuk menjalankan tindakan-tindakan dalam ranah politik.

2. Sistem Politik sebagai Obyek budaya Politik
  • sistem politik
Sistem politik: didefinisikan sebagai tindakan yang berhubungan dengan ’’keputusan-keputusan mengikat’’ suatu masyarakat.Unit sistem politik adalah tindakan-tindakan politik.Input dalam bentuk permintaan dan dukungan menjadi masukkan sistem politik.Output dalam bentuk keputusan dan tindakan politik.Jika memuasakan membangkitkan dukungan, dan jika sebaiknya akan melahirkan tuntuan baru.
  • Sistem politik sebagai obyek budaya politik
oleh David Easton, diberi pengertian sebagai seperangkat interaksi yang diabstrakkan, di mana nilai-nilai dialokasikan terhadap masyarakat.Dengan kata lain, sistem politik merupakan bagian dari sistem sosial yang menjalankan alokasi nilai-nilai (dalam bentuk keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan) yang bersifat otoratif.Untuk menggabarkan cara bekerjanya sistem politik (David Easton) (lihat pada diagram 1)


Diagram Sistem Politik




Rounded Rectangle: System Politik


permintaan
input                                                                      keputusan              output
    dukungan                                             dan tindakan


Keterkaitan budaya politik dengan sistem politik olehAlmond dan Powell bahwa budaya politk merupakan ’’dimensi psikologi dari sistem politik’’.

  1. Komponen budaya politik
1.      bersifat kognitif
meliputi pengetahuan/pemahaman dan keyakinan-keyakinan individu tentang sistem politik dan atributnya, seperti ibu kota negara, lambang negara, kepala negara, batas-batas negara, mata uang yang dipakai, Pemilu/pemilukada, partai politik, fungsi DPR/DPRD, Partai politik dsb
2.      bersifat afektif: menyangkut perasaan-perasaan atau ikatan emosional yang dimiliki oleh individu terhadap sistem politikcontoh: persaan optimis bahwa Pemikada langsung dpat memperoleh kepala daerah yang lebih berkualitas dan lebih dekat dengan rakyat
3.      bersifat evaluatif: mengkut kapasitas individu dalam rangka memberikan penilaian terhadap sistem politik yang sedang berjalan dan bagimana peran indivu di dalamnya.contoh: komitmen untuk mendukung pelaksanaan Pimiluka langsung sesaui dengan aturan main


4. nilai-nilai budaya politik
sistem politik yang dianut oleh suatu negara secara sederna dapat digonngkan ke dalam sistem politik demokrasi dan sistem politik otoriter, maka budaya politik itu dapat bersifat demokratis dan otoriter.
                       
Nilai-nilai budaya politik demokrasi
Nilai-nilai budaya politik otoriter
Egalitarian
Pluralisme
Terbuka
Dialogis
Persuasif
Pemilihan
Independesi tinggi
Feodal
Homogin
Tertutup
Dogmatis
Represif
Penunjukan
Dependensi yang tinggi














II. TIPE-TIPE BUDAYA POLITIK
a.       budaya politik parokial
Bahwa individu-individu memiliki pengharapan dan kepedulian yang rendah terhadap pemerintah dan pada umumnya tidak merasa terlibat.Sehingga masyarakat yang bertipe budaya politik parokial dapat pula dikatakan memiliki ciri antara lain tidak memiliki orentasi atau pandangan sama sekali baik berupa pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan penilain (evaluasi) terhadap obyek politik (sistem politik).
            b.budaya politik subyek
budaya politik subyek jikasuatu masyarkat terdapat frekuansi orintasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan obyek output atau pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
          c.budaya politik partisipan       
memiliki orientasi terhadap seluruh obyek politik secara keseluruhan (input, output) dan terhadap diri sendiri sebagai aktor politik, ia disamping aktif memberikan masukan atau aktif mempengaruhi pembuatan kebijakan publik (input) juga aktif dalam implementasi atau pelaksanaan kebijakan publik (output)

PERKEMBANGAN TIPE BUDAYA POLITIK MENURUT GREERT

a.budaya politik abangan
budaya politik abangan adalah budaya politik masyarakat yang menekankan aspek-aspek animisme atau kepercayaan terhadap adanya roh halus yang dapat mempengaruhi hidup manusia.Semacam PKI dan PNI
            b. budaya politik santri
budaya politik santri adalah budaya masyarakat yang menekankan aspek-aspek keagamaan khususnya agama Islam.Pada masa lalu, kelompoksantri cenderung berafiasai pada partai NU, atau Masyumi.Kini, mereka berafialiasi pada partai seperti PKS, PKB, PPP dan partai berbasis islam lainnya.
            c.budaya politik priayi
budaya politik priayi adalah budaya politik masyarakat yang menekankan keluhuran tradisi.Kelompok priayi sering kali dikontraskan dengan kelompok petani.Pada masa lalu, kelompok masyarakat priyayi berafiliasi dengan partai PNI.Kini, mereka berafiliasi dengan partai Golkar.


TIPE BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI INDONESIA
  1. sebelum terbentuknya negara RI adalah kedualatan rakyat
Bung Hatta menunjukkan pijkakan budaya demokrasi itu sebenarnya tidak asing bagi rakyat indonesia, kerna tiga sifat utama yang dikandungnya, cita-cita rapat, cita-cita protes massa, cita-cita tolong menolong telah dikenal dalam demokrasi tua di tanah air kita.
Sedangkan Kuntowijoyo (1999) menatakan ada 2 pusaka budaya politik bangsa yaitu afirmatif (pengukuh kekeuasaan) yang feodalistik yang merupakan tradisi politik BU (BUDI UTOMO) dan budaya politik critical (pengawas terhadap kekusaan) yang demokratis sebagai tradisi politik SI (Serikat Islam).
Ketegangan antara budaya politik feodalistik dan budaya demokNGKrasi terlihat dari pendapatnya Soetatmo dan dr.Tjipto Mangungkusumo.
Soetatmo: melihat dari segi budaya, budaya jawa sejak zaman pergerakan nasional telah mendominasi.
Dr.Tjipto Mangukusumo: melihat dari segi ideal dari kepentingan politik bahwa masyarakat majemuk indonesia lebih tepat dikembangkan sebagai negara kesatuan yang menunung tinggi kemajemukan.Negara yang menunjung tinggi kememukan adalah negara demokratis.
Dengan demikian meskipun dalam masyarakat indonesia sebelum kemedekaan telah memiliki potensi budaya politik demokrasi atau budaya politik partisipan, tetapi juga masih dibarangi dengan kuatnya paham feodalisme.Berkembang tuan dan kauala yang dapat mendorong budaya bertipe parokial kerena masyarakat dikelompokkan atas ’’wong gede’’ dengan ’’wong cilek’’.Solidaritas kelompok yang kuat dapat mendorong peran politik yang berkembang hanya sebatas berorientasi kepada ikat kelompok.
  1. setelah indonesia merdeka
Ø      pada masa demokrasi terpimpin budaya politiknya adaah budaya feodalistik yang mana dengan konsep negara igralistik (satu kesatuan) dengan konsepsi presiden, dengan slogam bahwa semua anggota keluarga harus makan di satu meja dan bekerja di satu meja untuk menganjurkan pembentukan kabinet gorong royong, yang terdiri dari semua partai besar dan mewakili aliran pemikiran nasioalis, Islam, komunis.
Ø      Kondisi ini berkelanjutan pada masa orde baru di mana lembaga kepresidenan sangat dominan bahkan ada kesan sakral dari kritik dan kontrol rakyat
Ø      Pada masa orde reformasi, dengan amandemen UUD 1945 maka pemgembangan kelembangaan negara tertama atara eksekutif dengan legislatif dikembangkan pada posisi yang sama kuat.Kembagaan negara untuk mendukung negara demokrasi dan negara hukum juga berkembang pesat dewasa ini kit mengenal: MK,KY,Komnas HAM, KPK,OMBUSMAN.


III. PENGERTIAN SOSILISASI DAN PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK
Pengertian
l       Gabriel A. Almond
            Sosialisasi politik menunjukkan pada proses dimana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk, dan juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.
l      David F. Aberle, dalam “Culture and Socialization
            Sosialisasi politik adalah pola-pola mengenai aksi sosial, atau aspek-aspek tingkah laku, yang menanamkan pada individu-individu keterampilan-keterampilan (termasuk ilmu pengetahuan), motif-motif dan sikap-sikap yang perlu untuk menampilkan peranan-peranan yang sekarang atau yang tengah diantisipasikan (dan yang terus berkelanjutan) sepanjang kehidupan manusia normal, sejauh peranan-peranan baru masih harus terus dipelajari.
l      Richard E. Dawson dkk.
            Sosialisasi politik dapat dipandang sebagai suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru,  dan sarana-sarana sosialisasi yang lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa.






PROSES  SOSIALISASI POLITIK
o     Pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti orang tua anak, presiden dan polisi.
o     Perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan yang ekternal, yaitu antara pejabat swasta dan pejabat pemerintah.
o     Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti kongres (parlemen), mahkamah agung, dan pemungutan suara (pemilu).
o     Perkembangan pembedaan antara institusi-institusi politik dan mereka yang terlibat dalam aktivitas yang diasosiasikan dengan institusi-institusi ini


SARANA SOSIALISASI POLITIK         
  • Keluarga
  • Sekolah
  • Partai Politik
  • Kelompok bergaul
  • Media massa
  • Perkejaan
  • Kontak-kontak politik langsung   

Dalam proses sosialisasi politik, kedudukan sarana diatas sama pentingya.Besar tidaknya peranan sanarana-sarana di atas tergantung kepada:
1.      tingkat intesitas interaksi antara individu dengan sarana yang ada
2.      proses komunikasi yang berlangsung antara individu dengan sarana tadi
3.      tingkat penekunan individu yang mengalami proses sosialisasi politik
4.      umur individu yang bersangkutan



Pentingnya Sosilisasi Pengemngan Budaya Politik
Budaya politik di dalam masyarakat seharusnya mengalami perkembangan kea rah yang lebih baik.Untuk itu, dibutuhkan sebuah strategi di dalam masyarakat agar budaya politiknya dapat berjalan k earah yang lebih baik.
Meneurut Samuel P.HUNTINTNGTON, modernisasi budaya politik ditandai oleh tiga hal, yaitu rasionalsisasi wewnang, difernsiasi struktur, dan perluasan peran serta masyarakat dalam politik.
  1. sikap politik yang rasional dan otonom di dalam masyarakat
dengan sikap ini masyarakat tidak lagi memilih satu pilihan pilihan politik berdasarkan apa  yang dipilih oleh pemimpinnya, baik pemimmpin agama maupun pemimpin adat.masyarakat memilih karena pemilihannya sendiri berdasarkan penilaian untuk masa depan yang lebih baik.ia tidak lagi memilih dengan gaya dengan gaya pilihan yang bersikap ikut-ikutan.
  1. difensiasi struktur
maksudnya, sudah ada spesifikasi tugas yang perlu dilakukan.Dalam situasi ini, seseorang tidak lagi mengerjakan semua hal, misalnya, sebagai pemimpin agama dan juga sebagai politik.Bila dua tugas ini masih menyatu dalam satu orang atau satu institusi, berarti belum terjadi diferensiasi struktur di dalamnya. Dalam budaya politik yang modern, diferensiasi ini justru semekin jelas.
  1. perluasan peran serta politik di dalam masyarakat
masyarakat semakin sadar atau melek politik.Mereka menyadari bahwa pilihan politik yang mereka ambil akan menentukan nasib mereka ke depan.
                 Bila ketiga indikator budaya politik ini sudah berkembang di dalam masyarakat maka budaya politik yang demokratis menemukan esensinya.Menurut Almond dan Verba, budaya politik demokratis merupakan gabungan dari budaya politik partisipan, subyek, dan parokial. 


BUDAYA POLITIK DI NEGARA LAIN
Dalam The Civic Culture, Almond dan Verba mengemukakan hasil survei silang nasional (cross-national) mengenai kebudayaan politik. Penelitian mereka menyimpul­kan bahwa masing-masing kelima negara yang ditelitinya, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Italia, dan Meksiko, mempunyai kebudayaan politik tersendiri.
ü      Amerika dan Inggris dicirikan oleh penerimaan secara umum terhadap sistem politik, oleh suatu tingkatan partisipasi politik yang cukup tinggi dan oleh satu perasaan yang meluas di kalangan para responden bahwa mereka dapat mempengaruhi peristiwa-peristiwa sampai pada satu taraf tertentu.
ü      Tekanan lebih besar diletakkan orang-orang Amerika pada masalah partisipasi,
ü      sedangkan orang Inggris memperlihatkan rasa hormat yang lebih besar terhadap pemerintahan mereka. Kebudayaan politik dari
ü      Jerman ditandai oleh satu derajat sikap yang tidak terpengaruh oleh sistem dan sikap yang lebih pasif terhadap partisipasinya. Meskipun demikian, para respondennya merasa mampu untuk mempengaruhi peristiwa-peristiwa tersebut.
ü       Sedangkan di Meksiko merupakan bentuk campuran antara penerimaan terhadap teori politik dan keterasingan dari substansinya.


VI. MEMAMPILKAN PERAN SERTA BUDAYA PARTISIPAN
                                   
warga negara yang berbudaya politik partisipan digmbarkan oleh Gabreal dan Almond sebagai suatu bentuk kultur di mana anggota-anggota masyarakat cenderung diorentasikan secara eksplisit terhadap sistem sebagai keseluruhan terhadap struktur dan proses politik serta admistratif, dengan kata lain terhadap
input dan utput dari sistem politik itu. Bebrapa sifat esensial yang dinilai dapat mewujudkan kepribadian yang demokratis, antara lain:
Menurut Laswell kepribadian demokratis meliputi:
  1. sikap hangat terhadap orang lain
  2. menerima nilai-nilai bersama orang lain
  3. memiliki sederatan luas mengenai nilai-nilai
  4. menaruh kepercayaerhadap lingkungan
  5. memiliki kebebesan yang sifatnya relatif kecemasan
Oleh karena itu sifat-sifat yang akan menjadi kendala bagi perwujudan warga negara yang demokratis perlu dihindari.         Sifat-sifat tersebut antara lain:
  1. konservatif: yaitu suatu sikap yang mengarah pada pembentukan sikap tertutup maupun sikap ekstrim
  2. otoriter: perlu dihindari karena kebribadian yang bertentangan dengan kebribadian demokratis contih: pendapat-pendapat mereka mudah dibentuk oleh sentimen
  3. budaya politik subyek: berupa adanya pengkuan dan kepatuhan kepada pemerintah tanpa pelibatan urusan pemerintah harus dihindari karena hanyaa menjadi subyek yang pasif.Padahal yang diharapakan masyarakat/negara yang demokratis adalah subyek yang aktif
  4. berbudya politik parokial: tidak peduli trhadap sistem politiknya
  5. stone citizen dan sponge citizen
stone citizen: yaitu sukar merima pendapat orang lain dan sukar mengemukkan pendapatnya sendiri
sponge citezen termasuk kelompok busa, di mana ia mau menerima pendapat orang lainn, dia aktif berpastisipasi, tetapi ia sukar mengemukkan idea, pendapat atas isiaitif sendiri (Nu’man     somantri)